.quickedit{ display:none; }

Social Icons

الثلاثاء، ٣ يوليو ٢٠١٢

Salh kaprah tentang kuburan dan tempat ziarah

1.       Kebanyakan kuburan-kuburan yang diziarahi itu adalah idak benar
Al-Husain bin Ali misalnya, beliau mati syahid di irak dan tidak dibawa je Mesir. Karena itu kuburan al-Husain bin Ali di Mesir adalah tidak benar. Bukti yang paling kuat atas kebihongan tersebut adalah bahwa al-Husain ada pula di Irak dan di Syam. Bukti yang lain yaitu bahwa para sahabat tidak menguburkan mayit di dalam masjid. Hal itu sebagai pengamalan dari sabda Rasulullah r,
نهي رسول الله أن يجصص القبر وأن يقعد عليه وأن يبنى عليه
“Allah melaknat orang-orang yahudi, mereka menjadikan kuburan para nabi mereka sebagai masji-masjid”(Muttafaq ‘alaihi).
Hikmah dari pelarangan tersebut adalah agar masjid-masjid terbebas dari syirik. Allah Y berfirman:
وأن المسجد لله فلا تدعوا مع الله أحدا
“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan  Allah. Maka janganlah kamu menyembah seorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.”(Al-Jin :18)
2.       Kuburan sayyidah Zainab binti Ali ada di Mesir da nada di Damaskus adalah tidak benar.
                Sebab beliau tidak meninggal di Mesir, juga tidak di Syam. Sebagai bukti kebohongan itu adalah terdapatnya kuburan satu orang (Sayyidah Zainab)di kedua Negara tersebut.
3.       Islam mengingkari dan melarang pembangunan kubah di atas keuburan, bahkan hingga kubah di atas masjid yang di dalamnya terdapat kuburan.
                Sepeti kuburan al-Husain di Irak, Abdul Qadir al-Jailani di Baghdad, Imam asy-syafi’I di Mesir dan lainnya. Sebab pelarangan membangun kubah di atas kuburan adalah bersifat umum, sebagaimana kita baca dalam hadits terdahulu.
Seorang syaikh yang dapat dipercaya memberitahu penulis, suatu kali ia melihat seorang shalat menghadap ke kuburan Syaikjh al-Jailani, ia tidak menghadap kiblat. Syaikh itu lalu memberinya nasihat, tetapi orang tersebut menolak seraya berkata,” kamu orang wahabi!” seakan-akan prang itu belum mendengar sabda Rasulullah r,
لاتجلسوا على القبور ولا تصلوا إليها
“Janganlah kalian duduk di atas kuburan dan janganlah pula shalat menghadap kepadanya.”(HR. Muslim)
4.       Sebagian besar kuburan yang ada di Mesir adalah dibangun oleh dinasti kerajaan Fathimiyah.
                Dalam kitab al-Bidayah wan Nihayah,11/346 ,  Ibnu Katsir menyebutkan bahwa mereka adalah orang-orang kafir,fasik, fajir(tukang maksiat), mulhid (kafir),zindiq (atheis),mu’aththil (mengingkari sifat-sifat Tuhan),orang-orang yang menolak islam dan meyakini aliran majusi .
5.       Sesungguhnya umat islam yang mengeluarkan hartanya untuk membangun kubah-kubah, dinidng dan monument di kuburan, semua itu dama sekali tidak bermanfaat untuk si mayit.
                Seandainya harta yang dikeluarkan tersebut diberikan kepada orang-orang fakir miskin tentu akan bermanfaat bagi orang  yang hidup dan mereka yang telah mati. Apalagi islam mengharamkan umatnya mendirikan bangunan di atas kuburan sebagaimana telah ditegaskan di muka. Rasulullah r bersabda kepada Ali t,
لاتدع تمثالا إلاطمسته, ولا قبرا مشرفا إلا سويته
“janganlah engkau biarkan patung kecuali engkau menghancurkannya. Dan janganlah (kamu melihat) kuburan ditinggikan kecuali engkau meratakannya.”(HR. Muslim ).
Tetapai islam memberi kemurahan untuk meninggikan kuburan kira-kira sejangkal, sehingga diketahui bahwa ia adalah kuburan.
6.       Nadzar-nadzar yang ditujukan kepada orang-orang mati adalah termasuk syirik besar.
( Lihat : jalan golongan yang selamat,syaikh muhammad bin jamil zainu)

ليست هناك تعليقات:

إرسال تعليق