.quickedit{ display:none; }

Social Icons

الخميس، ٧ يونيو ٢٠١٢

Ajaran Keangungan Ilahi/Aki

Lagi-lagi bermunculan aliran keagamaan yang merusak aqidah Islam. Suatu kelompok, yang menamakan diri Amanat Keagaungan Ilahi ( AKI ) telah beroperasi di beberapa kecamatan di Kabupaten Natuna. Untung saja, penciuman warga begitu tajam sehingga bisa mendeteksi aksi AKI sebelum berkembang lebih jauh.

Menghadapi tekanan masyarakat, aliran religi itu lantas menertibkan pelaksanaan zikir dan do,a. Sebelumnya, zikir dan doa bersama, dilakukan dengan menggabungkan laki-laki dengan kaum perempuan dalam kegelapan. Ketua Kelompok Beragama AKI Natuna Syaiful ketika dikonfirmasi Rabu, (9/1) di Ranai menyampaikan rasa terima kasih atas koreksi dari berbagai pihak sehingga saat ini. AKI mengaku telah memisahkan tempat itikaf bagi kaum laki-laki dan perempuan.
Ia juga mengatakan keberadaan AKI bukanlah sebuah ajaran agama maupun kepercayaan baru, yang menjadi pedoman beribadah baru bagi masyarakat seperti yang dikhawatirkan khalayak ramai, khusunya di Natuna. AKI hanyalah sebuah perkumpulan yang menerapkan metode beribadah dengan mengedepankan pensucian ucapan , perbuatan dan hati. "Pelaksanaannya tetap berlandaskan syariat Islam yang benar, sebagaimana tuntunan al-qur'an dan al hadist Rasulullah SAW," ujarnya.
Syaiful menegaskan kelopoknya senantiasa berjalan di atas rukun Islam dan rukun iman yang ada, sebagai pedoman beribadah kepada Allah SWT setiap saat. Pola ibadahnya mendidik mental masyarakat dengan pembentukan karakter akhlak Islami yang baik, melalui berbagai amalan-amalan ibadah yang dianjurkan agmana Islam.
Penjelasan tersebut disampaikan guna mnjelaskan secara rinci tentang keberadaan AKI di tengah masyarakat, khususnya di Kabupaten Natuna. Penjelasan tersebut katanya, sekaligus merupakan klarifikasi terhadap isu-isu yang berkembang selama ini seolah-olah AKI menyimpang dari ajaran Islam yang benar. Dengan munculnya isu-isu tersebut, cenderung mendiskreditkan kelompoknya.
Lebih tegas Syaiful menerangkan bahwa keberadaan kelompok religi yang dipimpinnya semata-mata hanya berlandaskan syariat Islam yang benar.
Malah dikatakan, jika ada sekelompok atau individu masyarakat, yang melaksanakan pola ibadah melangkahi syariat Islam yang benar, bukanlah pengikut AKI. Alasannya, ia dan seluruh masyarakat yang tergabung dalam AKI sangat bertolak belakang dengan hal-hal semacam itu. “Sekali lagi, AKI bukan sebuah ajaran atau kepercayaan beribadah baru, akan tetapi sebuah perkumpulan beribadah Islam yang dalam implementasinya mengedepankan pensucian diri secara lahir dan bathin seraya selalu bersyukur atas segala karunia yang Allah berikan sehari-hari. Bila ada orang yang beribadah dialuar syariat Islam yang benar, itu bukanlah dari AKI," tegas Syaiful.

Fitnah Besar
Menyinggung tudingan yang menyebutkan ajaran AKI menyesatkan seperti pemudahan pola beribadah, jaminan-jaminan sorga dan kepangkatan dalam beribadah serta adanya sejumlah tebusan biaya dalam kelompok AKI, dengan tegas Syaiful membantahnya. Menurutnya hal itu hanya sebuah fitnah besar yang dialamatkan kepada dirinya dan kelompok beribadah AKI. ”Itu semua Fitnah besar, dan kami sangat berterimakasih bila kami diingatkan untuk dapat beribadah lebih baik. Dan untuk informasi-informasi tersebut semuanya sudah saya dengar dan semoga saja masyarakat kita dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah," jelas Syaiful.
Lebih jauh dijelaskan kelompok beribadah yang dipimpinnya telah diketahui unsur keagamaan di Natuna seperti MUI dan Depag. "Justru dalam pertemuan dengan unsur-unsur itulah diketahui dengan jelas bahwa AKI sama sekali tidak melanggar ketentuan beragama seperti yang sudah difatwakan MUI. ”Insyaallah, tidak setitik pun kegiatan beribadah kami, melangkahi ajaran syariat Islam yang baku. Ini kami sampaikan bukan untuk pembenaran faham atau keberadaan AKI, melainkan sebuah penjelasan yang rinci agar masyarakat dapat melihat dengan jelas mana ajaran-ajaran baik untuk diikuti sesuai syariat Islam yang benar dan mana yantmenyesatkan," demikian dikatakan. (sm/lb)
=============

Jual Tiket ke Surga Seharga Rp500 Ribu


Promosi AKI dalam mencari korbannya cukup jitu. Konon, dengan membayar Rp500 ribu saja, pengikutnya telah ditanggung beres masuk surga.
Kontradiksi tentang ajaran amanat keagungan ilahi (AKI) kian terkuak. Bertopengkan uang zakat (pensucian diri) sebesar Rp500 ribu per kepala, pengikutnya telah bisa menikmati fasilitas surga. Bahkan, jika tidak mampu membayar sekali gus (cash) diberi kesempatan umtuk mencicil.
Beberapa tokoh masyarakat Pulau Tiga mengatakan sistem pembayaran uang zakat, yang diberlakukan tersebut sangat tidak masuk akal. Tidak pernah ada dalam ajaran Islam, surga bisa dibeli senlai Rp500 ribu. Para tokoh tersebut menilai semua yang diiming-iming tersebut merupakan kebohongan. Mereka malah menuding bayaran tersebut hanya untuk kepentingan ketua dan pengurus AKI itu sendiri.
Para tokoh juga menyebutkan jika memang tarif yang dikenakan AKI, yang juga dikenal dengan mahar tersebut merupakan zakat anggotanya, harus dipertanyakan kemana uang yang terkumpul tersebut dibagikan. Karena yang namanya zakat, ada orang yang berhak menerimnya (mustahiq).
Nasib Irfandi (21) menjadi korban pertama, yang diketahui masyarakat banyak. Irfandi, yang sebelumnya waras, tiba-tiba bagai kehilangan akal. Tidak pelak, kondisi warga Pulau Tiga itu, jadi tontonan sekaligus menakutkan masyarakat. Apalagi dari pengakuan yang terlontar dari mulut Irfandi, ia akan mati jika membeberkan rahasia aliran, yang bagi umat muslim dianggap kontroversi itu.
Sekjen Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia ( IPHI) Bunguran Timur H Said Hamzah menilai keberdaan (AKI) perlu diwaspadai sehingga perlu dicari data akurat mengenai kebenarannya. Jika tidak, bisa menimbulkan kerancuan dan kebingungan bagi masyarakat.
Said yang juga imam Masjid Darul Wustha Padang Kurak itu menilai ada beberpa hal yang sangat penting dikoreksi dan dievaluasi dalam ajaran tersebut. Diantaranya, pembauran laki-laki dengan perempuan dalam kegelapan saat melaksanakan ritual ibadahnya. "Kalau tatacara ibadahnya seperti itu dan ada penanggung jawabnya, kenapa harus menghindar dari koreksi orang lain," katanya.
Ia menuturkan, setiap umat Islam, dalam melakuakan ibadah bukan merupakan rekayasa dan teka teki. Seluruh sistem peribadatan yang dijalankan umat Islam sifatnya transparan dan tidak menimbulkan kecurigaan dari pihak lain. Sebaliknya jika konsep ibadah yang diajarkan memiliki kelainan, tentunlah akan menjadi sebuah pertanyaan dan tidak menutup kemungikan menjadi sebuah fitnah.
Said menambahakan jika betul AKI telah berlandasakan kepada syariat Islam, kenapa harus i'tikaf di rumah. Menurutnya, yang namanya i'tikaf dilaksanakan di dalam masjid bukan di rumah. Hal itu diperkuat sebuah hadist dari Aisyah yang menyebutkan Rasulullah melaksanakan i'tikaf tanggal sepuluh yang akhir bulan Ramadhan hingga beliau meninggal dunia. "Hadist ini sudah sudah
menjadi landasan yang sangat kuat," urainya. (sm/ns)
============

Rahasia Besar yang Terkuak

Sepanda-pandai pemimpin AKI menyembunyikan ajarannya, akhirnya terkuak juga. Seorang mantan pengikut bernama Maimunah dengan gamblang membocorkan cara ibadah aliran tersebut. Tidak tanggung-tanggung, Maimunah membeberkannya di depan para tokoh masyarakat dan agama.
Pengungkapan rahasia itu berlangsung pada pertemuan antara pengikut kelompok religi Amanat Keagungan Ilahi dengan masyarakat Pulau Tujuh nyaris berlangsung rusuh di kantor MUI Natuna Jumat, (18/1). Situasi tegang sempat terjadi ketika masyarakat menyaksikan cara beribadah AKI, yang diperagakan Maimunah, mantan pengikut kelompok itu.
Ketegangan terjadi karena AKI menampik tudingan warga yang menyebutkan ajaran mereka menyimpang dari ajaran Islam yang semestinya. Karena kelompok AKI berkeras ajarannya tidak ada menyimpang, Maimunah tampil ke depan sambil mempraktekan tata cara peribadatan yang diajarkan. Saat mengucapkan kalimah 'Allah' disertai gerakan semacam menari dengan mengepakan kedua tangan kemudian bersujud dengan posisi seperti orang menyembah raja. Kedua tangan ditemukan di atas kepala. Apa yang dipraktekakan Maimunah tersebut masih disangkal kelompk AKI. Saat itulah warga makin emosi, namun masih dapat dikendalikan oleh para tokoh masyarakat yang hadir.
Atas desakan masyarakat, kelompok religi AKI berjanji tidak akan melakukan ritual peribadatan di Kecamatan Pulau Tiga. Hal itu disampaikan langsung pemimpin AKI Pulau Tiga Saiful di hadapan puluhan warga. Saiful menyatakan bersedia tidak mengadakan aktivitas ritual mereka di kecamatan tersebut serta tidak mengadakan perekrutan anggota baru.
Namun Saiful meminta warga setempat agar tidak mempermasalahkan warga, yang telah menjadi anggota
dan menerima ajaran AKI. Alasannya, hal tersebut merupakan cara beribadah individu (pribadi).
Camat Pulau Tiga Said Abdurrahman meminta pengikut AKI jangan sekali-kali waktu kembali mengulangi perbuatannya selama ini di kecamatan itu. Dikatakan, jika AKI tidak komit dengan janjinya, ia tidak
berani menjamin, jika terjadi tindakan anarkis oleh masyarakat. "Selama ini memang saya telah bayak menerima laporan dari masyarakat tentang tindak tanduk ajaran ini. Jadi saya sangat berharap kelompok AKI benar-benar komit dengan perjanjian mereka untuk tidak beraktivitas dan menambah anggota di Kecamatan Pulau Tiga," katanya.
Daeng Rumaidi, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) perwakilan Natuna mengatakan, pihaknya akan membentuk tim untuk merumuskan dan membuat sebuah keputusan apakan ajaran AKI bisa dibiarkan berlanjut atau segera dihentikan. (sm/ns)
==============

Korban-korban Mulai Berjatuhan

Yang namanya aliran menyalah, buntutnya tidak sedap. Demikian halnya dengan ajaran ritual peribadatan AKI, langsung makan korban. Seorang anggotanya bernama Irfandi (21), warga Kecamatan Pulau Tiga menunjukkan tingkah aneh. Kondisi Irfandi sangat memprihatinkan. Tingkah lakunya seperti orang stres dan ketakutan disertai kegalauan hati. Padahal sebelum bergabung dengan AKI, Irfandi tidak pernah menunjukkan keganjilan.
Kondisi tersebut sebenarnya sudah tampak beberapa hari belakangan, namun puncaknya pada Rabu, (16/1). Tingkah lakunya yang menunjukkan perasaan dihantuai ketakutan yang sangat dalam terhadap keadaan di sekelilingnya. Kejadian tersebut menjadi perhatian warga sekitar.

Rahasia Amalan
Irfandi sempat mengaku dirinya akan mati jika meyebutkan rahasia amalan yang diterima sejak bergabung dalam kelompok AKI tersebut. Namun di satu sisi, ia juga tidak mampu untuk berbuat banyak melepasakan dirinya dari pengaruh ajaran tersebut. Akibatnya, Irfandi berkelakuan seperti orang stres berat.
Menurut keterangan Addah, kakak korban, ia telah melarang Irfandi bergabung dalam kelompok tersebut. Namun karena tidak tinggal satu rumah, Addah tidak bisa mencegahnya hingga adiknya telah dibaiat dan terdaftar menjadi anggota kelompok tersebut. "Inilah akibatnya jika tidak mendengar peringatan orang tua," katanya.
Melihat kondisi Irfandi yang kian memprihatinkan, sempat menyulut emosi masyarakat terhadap pemimpin kelompok AKI tersebut. Untung para tokoh masyarakat bertindak cepat dan mencegah tindakan anarkis warga. Solusinya, warga meminta tanggung jawab kelompok AKI untuk menyembuhkan Irfandi seperti sedia kala. Jika tidak dipenuhi, warga mengancam akan membuat perhitungan dengan pemimpin kelompok tersebut.
Saiful. Ketua Kelompok, yang dikonfirmasi seputar kejadian tersebut tidak mau berkomentar banyak. Menurutnya Irfandi hanya mengalami defresi ringan karena malu ditonton orang ramai. Ia juga tidak terima jika kondisi Irfandi akibat ajaran kelompoknya.
MUI dan Depag Diminta Bertindak

Para tokoh masyarakat juga mendesak pihak Majelis Ulama Indonesia ( MUI) dan Departemen Agama (Depag) Kabupaten Natuna segera bertindak. MUI diharapkan mengeluarkan fatwa, yang melarang penyebaran ajaran AKI tersebut. Jika tidak segara diantisipasi, para tokoh khawatir akan timbul masalah besar di masyarakat.
Para tokoh masyarakat Pulau Tiga mengimbau seluruh warga untuk waspada terhadap ajaran AKI. Menurut mereka, kejadian yang dialami Irfandi telah menimbulkan malapetka yang menyebabkan warga menjadi resah.
Orang tua, terutama yang memilki anak remaja, juga diminta lebih memperhatikan dengan memberikan pemahaman ilmu agama yang memadai. Dari pengamatan para tokoh tersebut, sasaran ajaran kelompok AKI adalah anak usia remaja, yang masih kosong dalam pengetahuan agama.(sm/ns)
============

Ramai-ramai Usir Pengikut AKI


Kedongkolan masyarakat terhadap keberadaan AKI, tidak terbendung lagi. Puncaknya, terjadi aksi pengusiran terhadap pengikut aliran reliji tersebut.
Pengusiran berawal dari Ranai Darat. Para pemimpin AKI diusir oleh warga setempat. Pengusiran dipicu keberatan warga jika di daerahnya berdiam kelompok yang berpotensi mengundang kerusuhan.
Ketua RW Ranai Darat Harmain Usman mengatakan warganya tidak sudi daerahnya dijadikan sebagai pusat penyebaran ajaran yang dapat menimbulkan keresahan, seperti di Kecamatan Pulau Tiga. Sebelum timbul hal-hal yang lebih parah lagi, diminta dengan tegas, pengikut kelompok itu segera hengkang dari daerah itu.
Menurut Harmain, para petinggi kelompok AKI yang diusir itu, mengontrak rumah salah seorang warga. Entah untuk mengelabui warga, rumah yang didiami itu dikontrak oleh warga yang berprofesi sebagai PNS. Namun karena warga tersebut menjadi anggota AKI, sehingga memunculkan permasalahan di Pulau Tiga. Bagai sudah diatur sebelumnya, akhirnya para petinggi AKI tinggal di rumah tersebut.
Sebenarnya kata Harmain, ia tidak mempermasalahkan warganya di Ranai Darat ikut menjadi anggota kelompok tersebut, karena itu adalah hak azazi manusia serta kepentingan pribadi yang bersangkutan. Namun ia bersama warga, secara tegas menolak daerahnya dijadikan sebagi sentra dari perkumpulan itu. "Warga pulau tiga saja menolak, tentu kami juga menolak sebelum terjadi hal-hal yang tak diinginkan" ungkapnya.
Herman juga meminta kepada pihak-pihak terkait seperti MUI segera mengambil tindakan dan langkah yang tegas terhadap keberadan AKI. Imbauan itu disampaikan sebelum terjadi hal yang tidak diharapkan. "Di daerah lain permasalahan seperti ini telah banyak muncul dan rata-rata menimbulkan sebuah akibat, yang intinya merugikan semua pihak. Oleh karena itu sebelum semuanya terlanjur, masih ada waktu untuk mengatasi," katanya.
Hal senaja disampaikan Ketua ICMI Orda Natuna Said Riduan. Ia meminta MUI segera memberikan kejelasan, yang khusus bagi kelompok AKi tersebut. Jika diperbolehkan segera keluarkan fatwanya. Sebaliknya jika tidak diperbolehkan, tentu harus juga segera dikeluarkan fatwanya. Sehingga masyarakat tidak semakin bingung. "Para petinggi AKI juga bisa mendapatkan perlindungan dari berbagai hal," demikian disampaikan. (sm/sn)
Sumber: http://rivkey.blogspot.com/2009/01/aki-perusak-aqidah-di-natuna.html

ليست هناك تعليقات:

إرسال تعليق