Ivan Gunawan adalah lelaki kelahiran Jakarta, 31 Desember 1981, yang kini merupakan salah satu perancang busana terkenal. Orangtuanya berprofesi sebagai diplomat. Adji Notonegoro, sang paman, telah lebih dulu menjadi perancang busana terkenal di Indonesia.
Secara jenis kelamin, Ivan Gunawan adalah laki-laki. Tetapi secara gender, belum tentu: bisa feminin, bisa maskulin. Kenyatannya, Ivan Gunawan begitu fleksibel mengganti peran. Kadang feminin, kadang maskulin. Tapi lebih sering feminin. Sebagai Muslim, Ivan juga pernah menjalankan ibadah umroh ke tanah suci. Namun feminitasnya tidak lekang, ketika itu ia menggunakan gamis berwarna pink (sebuah warna feminin).
Olga Sahputra barangkali juga bisa dimasukkan ke dalam deretan ‘korban’ kesetaraan gender. Dia sadar betul dirinya laki-laki, bahkan dia pernah mengatakan, “Biarpun Olga klamar-klemer kayak gini, cewek masih bisa bunting sama Olga…”
Selain menyadari dirinya laki-laki yang bisa menghamili wanita, Olga juga sadar bahwa dirinya punya gesture (gerak langkah) perempuan. Bahkan ia sadar, berperan sebagai perempuan dalam rangka memenuhi permintaan pasar (jadi presenter, pemain sinetron, pelawak). Dari sinilah, Olga bisa meraup ketenaran dan kekayaan.
Begitu juga dengan Ruben Onsu, laki-laki kelahiran Jakarta, 15 Agustus 1983, ia menyadari betul dirinya secara jenis kelamin adalah laki-laki. Namun ia juga sadar betul secara gender (meski kita yakin ia tidak tahu apa-apa soal konsep gender), ia bisa berperan feminin.
Ketiganya, Ivan, Olga dan Ruben punya ciri khas yang sama, yaitu cenderung kasar dalam menampilkan banyolan, ceplas-ceplos, bahkan vulgar. Tapi, anehnya gaya seperti inilah yang diminati penonton. Artinya, penonton, pelakon, dan produser sama-sama sakit.
Nah, dari beberapa contoh para ‘korban’ kesetaraan gender tadi, kita sudah semakin bisa memahami apa yang sedang diperjuangkan para aktivis perempuan (aktivis kesetaraan gender). Yaitu, mereka ingin menciptakan kaum perempuan seperti Ratna Sarumpaet, sedang kaum lelaki seperti Ivan-Olga-Ruben.
Dari situ sikap islamo phobia (ketakutan kepada Islam) atau bahkan anti Islam disalurkan, untuk membentuk manusia-manusia yang dilaknat menurut ajaran Islam. Sebagaimana sifat berseteru, orang akan berupaya menampilkan apa-apa yang menjadi kebencian seterunya. Demikian pula para pembenci Islam tentu akan berupaya apa saja yang jadi larangan Islam, bahkan yang dilaknat oleh Islam. Di antara yang dilaknat oleh Islam adalah perempuan yang bergaya laki-laki dan juga laki-laki yang bergaya perempuan.
Laki-Laki Tidak Sama dengan Perempuan
Dalil ayat Al-Qur’an dan Hadits menunjukkan, laki-laki tidak sama dengan wanita. Di antaranya ayat Al-Qur’an menegaskan:
1.
وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالْأُنْثَى
“Dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan.” (Ali Imran : 36)
2.
وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ
”Akan tetapi para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada istrinya.” (Al-Baqarah: 228)
Hal ini karena suami bertanggung jawab terhadap keselamatan dan kesejahteraan rumah tangga. (Al Quran dan Terjemahannya, Depag RI hal 55)
3.
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita).” (An Nisaa: 34)
Perbedaan antara lelaki dan perempuan serta kedudukan laki-laki sebagai pemimpin atas perempuan, dan kelebihan derajat laki-laki atas perempuan; itu semua ditentukan oleh Allah. Sehingga tidak boleh saling menyerupakan diri.
Allah melaknat laki-laki yang menyerupakan diri sebagai wanita dan sebaliknya. Rasulullah menegaskan hal ini.
لَعَنَ اللَّهُ الْمُتَشَبِّهِينَ مِنَ الرِّجَالِ بِالنِّسَاءِ ، وَالْمُتَشَبِّهَاتِ مِنَ النِّسَاءِ بِالرِّجَالِ.
“Allah melaknat laki-laki yang menyerupakan diri dengan wanita dan perempuan-perempuan yang menyerupakan diri dengan laki-laki.” (HR Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah, dari Ibnu Abbas, Shohih). Lihat Shohih Bukhori kitab Libas.
5886 – عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ لَعَنَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – الْمُخَنَّثِينَ مِنَ الرِّجَالِ ، وَالْمُتَرَجِّلاَتِ مِنَ النِّسَاءِ وَقَالَ « أَخْرِجُوهُمْ مِنْ بُيُوتِكُمْ » . قَالَ فَأَخْرَجَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – فُلاَنًا ، وَأَخْرَجَ عُمَرُ فُلاَنًا . (صحيح البخارى )-ج 19 / ص 420(
Dan dari Ibnu Abbas juga, dia berkata: Nabi SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki, dan beliau bersabda, ‘Usir mereka dari rumah kalian. ‘Ibnu Abbas mengatakan , ‘Maka Nabi pun mengusir si Fulan, sedangkan Umar mengusir si Fulanah.” (HR Bukhari nomor 5886)
لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الرَّجُلَ يَلْبَسُ لِبْسَةَ الْمَرْأَةِ وَالْمَرْأَةَ تَلْبَسُ لِبْسَةَ الرَّجُلِ.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian laki-laki.” (HR Abu Daud dan Al Hakim, dari Abu Hurairah, Shohih). (Lihat buku Hartono Ahmad Jaiz, Polemik Presiden Wanita, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, 1998). (haji/ tede).
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق