.quickedit{ display:none; }

Social Icons

الاثنين، ١٤ مايو ٢٠١٢

Ada Alquran Palsu di Tarakan

 

Sudah Sepuluh Ayat Ditemukan Ditafsirkan Berbeda oleh Suara Agung


TARAKAN-Belum lagi selesai urusan beberapa aliran baru yang dianggap sesat di Kaltim, kini MUI Kaltim khususnya Tarakan, kembali disibukkan dengan temuan buku tafsir Alquran yang diduga palsu di Tarakan. Sejauh ini MUI Tarakan sudah menemukan ada perbedaan arti atau tafsiran dari 10 ayat. Saat ini MUI masih melakukan penelusuran lebih jauh dan tak mungkin akan ditemukan lebih banyak perbedaan.


Wakil Ketua MUI Tarakan Syamsi Sarman kemarin menceritakan, tafsir Al Quran palsu itu adalah terbitan PT Suara Agung (SA) yang beralamat di Jl Matraman Raya Kompleks Matraman Blok A1/15 No 148 Jakarta Timur. Beberapa waktu lalu seorang warga Tarakan datang kepada Syamsi. Warga itu mengaku baru membeli tafsir Al Quran di toko buku Gramedia di Surabaya. Di dalamnya ia menemukan banyak ayat yang tafsirannya berbeda. Setelah diperiksa oleh Syamsi, ternyata benar saja. Banyak ayat yang berbeda tafsirannya dengan tafsir Al Quran yang dikeluarkan Kementerian Agama (Kemenag) RI.
Ketua MUI Tarakan Dzainuddin Djalila juga membenarkan itu. Ia memberi contoh pada Surat Al Baqarah ayat 130. Dalam tafsir terbitan SA tertulis: “Dan mereka adalah orang-orang yang membenci agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri, dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang salah.”
Sedangkan tafsir yang benar menurut Kemenag RI adalah: ”Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri, dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh.”
Dzainuddin katakan, dengan tafsiran yang sangat salah itu bisa saja orang berpikir penerbit punya maksud negatif. Tapi sampai sejauh ini MUI belum menemukan ada tanda-tanda yang tegas bahwa kesalahan tafsiran sekian banyak ayat pada cetakan SA ini dibuat untuk maksud tertentu.
    “Ini artinya sudah sangat salah meskipun ayatnya benar, ini nanti akan membuat masyarakat menjadi salah mengerti. Padahal Al Quran merupakan pedoman hidup manusia. Tapi setelah saya menbaca berulang-ulang saya belum menemukan adanya tujuan tertentu untuk mengajak pembaca berpikir lain,” tegasnya.
Sampai saat ini MUI sudah menelusur hingga 30 Juz. Perbedaan mencolok ada di Surat Al Infitar di Juz 30 Ayat 10-19. Meski demikian MUI belum berpikiran negatif dan hanya menganggap ini kesalahan cetak saja serta tidak ada maksud menyesatkan. Dalam waktu dekat MUI Tarakan akan bersurat kepada MUI Pusat untuk melakukan kajian dalam kasus ini.
“Nanti MUI pusat yang kemudian akan menyurati Departemen Agama untuk segera mendatangi penerbitnya, kemudian akan diselidiki apakah memang ada tujuan dari penerbit untuk mengajak umat Islam untuk sesat,” imbuhnya.
Sementara Wakil Ketua MUI Syamsi Sarman menunjukkan kesalahan tafsir pada Surat Al Infitar ayat 10 terbitan SA yang menulis: ”Dan adapun orang yang catatannya diberikan dari belakang”
Sedangkan tafsir yang benar adalah: ”Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu)”
Di ayat 11 terbitan SA ditulis: ”Maka dia akan berteriak “celakalah aku!”
Tafsir yang benar adalah: ”Yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu.
Total perbedaan tafsir di Surat Al Infitar berjumlah 10 ayat. Syamsi menduga masih ada lagi tafsiran salah di terbitan SA ini. “Kita menduga masih terdapat tafsir ayat lain yang tidak sama dengan Al Quran dari Kementrian Agama RI. Jadi kita akan terus melakukan pemeriksaan,” pungkas Syamsi. (saf)
Sumber: http://m.korankaltim.co.id/read/m/4405

ليست هناك تعليقات:

إرسال تعليق