.quickedit{ display:none; }

Social Icons

الأربعاء، ٥ محرم ١٤٣٣ هـ

Fatwa Tentang Rukun Iman

Pengertian Iman Menurut Ahlussunnah wal jama'ah
Pertanyaan: Asy-Syaikh yang mulia ditanya, tentang pengertian iman menurut Ahlussunnah wal Jama'ah. Apakah iman itu bisa bertambah dan berkurang?
Jawaban: Iman menurut Ahlussunnah wal Jama'ah yaitu menetapkan dengan hati, melafadzkan dengn lisan, beramal dengan anggota badan. Dan iman tersebut mengandung tiga perkara:
1.       Pengakuan dengan hati
2.       Melafazhkan dengan lisan
3.       Beramal dengan anggota badan
Jika keadaannya demikian maka iman bisa bertambah dan berkurang. Dan hal ini karena pengakuan dalam hati bertingkat-tingkat, sehingga pengakuan dengan melewati berita tidak seperti pengakuan dengan melihat secara langsung.
Dan pengakuan karena berita dari satu orang tidak sama dengan pengakuan terhadap berita yang disampaikan oleh dua orang dan demikian seterusnya. Karena itu Nabi Ibrahim 'alaihis salam berkata: (QS.Al-Baqarah: 260)
Maka iman dapat bertambah dari sisi pengakuan dan ketenangan hati. Manusia akan menjumpai hal itu dalam dirinya ketika menghadiri majelis dzikir yang didalamnya ada nasehat. Juga disebutkan tentang surge dan neraka imannya bertambah seakan-akan menyaksikannya dengan mata kepalanya sendiri, namun ketika dalam keadan lalai dan ketika tidak hadir dalam majelis tersebut, maka keyakinan tersebut semakin menipis dalam hatinya.
Demikian juga iman bisa bertambah dari sisi ucapan, yaitu ketika seseorang berdzikir kepada Allah I sepuluh kali tidak sama dengan orang yang berdzikir kepada Allah I sebanyak seratus kali. Yang kedua jauh lebih banyak.
Demikian pula orang yang melakukan ibadah dengan sempurna, maka imannya lebih kuat daripada orang yang tidak melakukannya dengan sempurna.
Demikian juda dengan amal, jika seseorang melakukan suatu amalan dengan anggota badannya, lebih banyak dari orang lain berarti imannya juga lebih banayk dari yang amalannya sedikit. Hal ini telah dijelaskan dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah yakni tentang bertambah dan berkurangnya iman. Allah I berfirman: (QS.Al-Muddatstsir: 31)
Allah I berfirman: (QS.at-Taubah: 124-125)
Dalam haduts shahih dari Nabi r bahwasanya beliau bersabda:
ما رأيت من ناقصات عقل ودين أذهب للبّ الرّجل الحاجم من إحداكنّ....(متّفق عليه)
"Tidaklah aku melihat orang yang kurang akal dan agamanya bisa menghilangkan akal seorang laki-laki yang kuat berpegang teguh dengan agamanya melebihi salah seorang diantara kalian (wahai wanita )." (Muttafaq 'alaih)
Tetapi apakah sebab bertambahnya iman itu?
Sebab-sebab bertambahnya iman adalah:
Pertama: Ma'rifatullah terhadap nama-nama dan sifat-Nya. Karena manusia ketika bertambah Ma'rifatullah terhadap nama dan sifat-Nya tidak diragukan lagi akan bertambah imannya. Oleh karena itu engkau jumpai ahli ilmu agama yang mereka mengetahui nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya yang tidak diketahui oleh selainnya, niscaya engkau akan mendapati mereka lebih kuat imannya dari selainnya dari sisi ini.
Kedua: Melihat ayat-ayat Allah, baik ayat kauniyah  yaitu alam semesta beserta isinya dan ayat syar'iyah. Karena ketika manusia mem-perhatikan tentang ayat-ayat kauniyah yang berupa makhluk-makhluk Allah maka akan bertambah imannya, Allah I berfirman: (QS.adz-Dzaariyaat: 20-21)
Ayat yang menunjukan atas hal ini sangat banyak sekali. Yang aku maksud ayat-ayat yang menunjukan kepada manusia agar supaya bertadabbur, dan memperhatikan keadaan alam semesta.
Ketiga: Banyak berbuat keta'atan. Seseorang jika semakin banyak melakukan amal keta'atan maka akan semakin bertambah imannya, baik keta'atan itu berupa perkataan, atau perbuatan, seperti dzikir baik secara kwalitas ataupun kwantitas akan menambah keimanan, shalat, puasa, dan haji, semua itu juga dapat menambah keimanan baik dari segi kwalitas ataupun kwantitas.
Adapun sebab-sebab yang dapat mengurangi keimanan adalah kebalikan dari yang diatas:
Pertama: Jahil terhadap nama-nama dan sifat Allah.
Hal itu dapat mengurangi keimanan, sebab seseorang jika kurang pengetahuannya terhadap nama-nama dan sifat Allah, maka akan berkurang imannya.
Kedua: Berpaling dari berfikir tentang ayat-ayat Allah, baik ayat-ayat kauniyah atau syar'iyah. Hal ini termasuk sebab yang dapat mengurangi iman atau minimal tetap tidak tumbuh dan semakin kuat.
Ketiga: Berbuat maksiat. Perbuatan maksiat itu mempunyai pengaruh yang besar atas hati dan iman. Karena itu Nabi r bersabda:
لا يزني الزّاني حين يزني وهو مؤمن
"Tidaklah berzina seorang pezina ketika berzina dalam keadaan beriman."  (Muttafaq 'alaih)
Keempat: Meninggalkan keta'atan. Sesungguhnya meninggalkan keta'atan adalah sebab berkurangnya iman. Namun jika yang ditinggalkan adalah keta'atan yang merupakan suatu kewajiban sedangkan ia meninggalkannya dengan tanpa udzur maka hal ini termasuk kekurangan yang dicela dan akan disiksa pelakunya.
Adapun jika yang ditinggalkannya adalah keta'atan yang tidak wajib atau wajib namun didalam meninggalkannya ada udzur maka termasuk kekurangan yang tidak dicela pelakunya. Karena itu Nabi r mengkategorikan wanita termasuk yang kurang akal dan agamanya. Alasan kurang agamanya karena wanita jika haidh tidak shalat dan tidak berpuasa meskipun tidak dicela meninggalkannya bahkan diperintahkan untuk itu akan tetapi ketika hal itu tidak dikerjakan oleh wanita sementara hal itu dikerjakan oleh laki-laki maka menjadilah dia orang yang kurang imannya dari sisi ini menurut aku.

ليست هناك تعليقات:

إرسال تعليق