.quickedit{ display:none; }

Social Icons

الأحد، ٢١ ذو القعدة ١٤٣٣ هـ

Asal Usul Angka Arab


Pengenalan Angka Arab
Angka Arab ialah sepuluh digit (0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9) yang digunakan di dunia Barat yang berevolusi dari angka Arab. Ia diperkenalkan di Eropah pada kurun ke-10 oleh orang Arab dari Afrika Utara. Istilah “angka Arab” (Inggeris: Arabic numerals) masih lagi digunakan sehingga hari ini. Sistem angka Arab dipercayai diadaptasi oleh orang Arab dari sistem angka Hindu purba.
Kebanyakan sistem angka kedudukan yang menggunakan 10 digit angka sebagai asas yang digunakan di seluruh dunia adalah berasal dari India. Sistem angka India lazimnya dikenali di Barat sebagai sistem angka Hindu-Arab atau angka Arab, karena ia diperkenalkan di Eropah melalui orang Arab.
Digit 1 hingga 9 dalam sistem angka Arab berevolusi dari angka Brahmi. Catatan agama Buddha dari sekitar 300 SM menggunakan simbol 1,4 dan 6. Seratus tahun kemudian, penggunaan simbol 2,7 dan 9 telah direkodkan.
Terdapat beberapa catatan kuno di atas kepingan kuprum yang mengandungi angka sifar yang bertarikh dari kurun ke-6 masihi. Bagaimanapun, catatan yang pertama diterima secara universal yang mengandungi angka 0 telah ditemui di Gwalior, tengah India yang bertarikh 870.
Pada kurun yang ke-9, sistem angka ini telah tersebar ke dunia Islam. Al-Khwarizmi telah menerangkan tentangnya dalam buku Pengiraan dengan angka Hindu yang ditulis pada 825 M dalam Bahasa Arab, dan Al-Kindi telah menulis empat jilid, Penggunaan angka India (Ketab fi Isti’mal al-’Adad al-Hindi) yang ditulis pada 830 M. Kemudiannya, sistem angka ini diperkenalkan pula oleh orang Arab kepada Eropah.
Sistem angka yang mengandungi sepuluh digit (٠.١.٢.٣.٤.٥.٦.٧.٨.٩) yang digunakan di dunia Arab, dikenali di Barat sebagai angka Arab timur. Di kalangan orang Arab, angka ini juga dikenali sebagai angka Hindu kerana asal usulnya dari India.
Nomor arab 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Nomor arab-hindi ٠ ١ ٢ ٣ ٤ ٥ ٦ ٧ ٨ ٩
Nomor arab-hindi timur ۰ ۱ ۲ ۳ ۴ ۵ ۶ ۷ ۸ ۹
Nomor hindi sekarang
Nomor tamil
Nomor romawi I II III IV V VI VII VIII IX

Asal Usul Angka Arab
Terjadi perselisihan dikalangan para peneliti tentang siapa yang pertama kali meletakkan kode numeric model arab itu. Akan tetapi menurut sebagian pendapat yang lebih kuat mengatakan bahwa peletak pertama nomor adalah seorang pembuat kaca dari maghribi (sekarang adalah negara Maroko ). Dalam peletakannya itu ia membuat dasar-dasar nomor berdasarkan banyaknya jumlah sudut. Suatu bangun yang mempunyai satu sudut diletakkan untuk pengibaratan angka satu, dua sudut untuk angka dua, tiga sudut untuk angka tiga dan seterusnya.
Menurut pengamatan kekinian, jika pemahaman di atas digambarkan dalam sebuah gambar maka modifiksi dari gambaran di atas itu dengan model :


Dari model angka-angka di atas, jika kita teliti secara lebih mendetail dengan tatanan :
1. Pada angka 0 dan 9 tetap pada posisinya
2. 8,6,5,4,3,1 kita putar 90 derajat kekanan dengan kecuali angkah 6 kita putar 180 derajat kekanan
3. 2,7 kita balik, maka akan menghasilkan gambaran :

Selanjutnya, dari kode-kode numerik di atas jika kita sambungkan akan menghasilkan suatu rahasia tersembunyi yang menunjukkan betapa hebatnya peletaknya. Dilihat dari gambarnya angka-angka itu mirip dengan huruf arab sehingga andaikata digabungkn secara aturan hurf arab akan menjadi :

Dari penyambungan di atas kita dapatkan bahwa hubungan antara angka-angka itu sebenarnya adalah kalimat arab yang sesuai dengan khoth kufi yaitu : وهدفي حسابْ dengan bulatan nol sebagai ibarat dari sukun yang berada di akhir. Selain itu pula, waktu itu belum ada system penambahan titik dalam huruf-huruf arab sehingga huruf fa’ dan ya’ tidak ada titiknya . Kalimat di atas mempunyai arti “dan tujuanku adalah berhitung”. Suatu kombinasi luar biasa antara arti dari kata itu dengan penggunaannya.
Tanggal Peletakan Nomor Arab
Suatu keistimewaan lagi dari kehebatan peletakan nomor-nomor dengan model yang seperti itu yang dalam arabnya berbunyi وهدفي حسابْ adalah kita bisa mengetahui kapan tahun peletakan kode numeric itu. Hal ini bisa dilihat dari kebiasaan para ulama Islam pada waktu itu sering mengkaitkan huruf-huruf arab dengan ‘Adad al Jumali (bilangan jumali). Satu huruf arab mempunyai nilai tertentu yang berbeda jika dikaitkan dengan bilangan ini. Dan hasil dari pengkaitan itu menghasilkan bahwa :
و mempunyai nilai 6
ه mempunyai nilai 5
د mempunyai nilai 4
ف mempunyai nilai 80
ي mempunyai nilai 10
ح mempunyai nilai 8
س mempunyai nilai 60
ب mempunyai nilai 2
ا mempunyai nilai 1
Jika kesemuanya dijumlahkan maka hasilnya :
6 + 5 + 4 + 80 + 10 + 8 + 60 + 2 + 1 = 176 , ini menunjukan bahwa peletakan angka arab ini adalah tahun 176 H, yang bertepatan dengan tahun 792 M.
Peralihan Angka Barat Ke Eropa
Pada awal masuknya angka arab ke eropa, angka yang sering digunakan orang-orang eropa untuk memcahkan masalah adalah menggunakan angka romawi dimana dalam kode numerik angka romawi itu tidak ada istilah untuk menyatakan angka nol, sehingga angka awalnya adalah satu dan seterusnya.
Silvister II yang dikenal dengan gerbert, setelah menyelesaikan studinya di andalus dimana masa itu adalah masa pesatnya perkembangan islam, ia mencoba memberi solusi masyarakat eropa yang tersendak pemikiran mereka dalam perhitungan dikarenakan tidak adanya angka nol. Dengan kata lain silvister ingin menunjukkan bahwa angka arab lebih lengkap ketimbang angka romawi.
Dalam perjalanannya selanjutnya, ia mendapatkan kendala karena masyarkat eeropa secara dominan lebih menjunjung tinggi budaya gereja mereka dan budaya yunani, sehingga ia takut dikatakan bagian dari “barbarian civilization”. Suatu istilah yang itunjukkan untuk sekelompok orang yang mempunyai pemikiran berbeda dari yang lain. Ia pun menempuh jalan lain untuk memasukkan angka arab ini ke eropa hingga pada ahirnya ia menemukan suatu cara baru untuk mengelabihi masyarakat eropa yaitu dengan menciptakan alat yang disebut dengan abakus Gerbert.

Gambar Abakus Gerbert
Dalam abakus gerbert ini, kebanyakan pengoprasiannya dengan menggunakan angka arab dan masyarakat eropa pun tak menyadari hal itu sehingga silvister II ini oleh orang eropa dikenal dengan bapak angka.
sumber: Bedjo, Muhammad. 2011 “Angka Arab”.
Rujukan :
1. Majalah An-Nur, Hadromaut, edisi pertama.
2. www.wikipedia.com

ليست هناك تعليقات:

إرسال تعليق